Bahasa Indonesia mampu menjadi bahasa internasional karena tidak asing
lagi di telinga komunitas internasional, khususnya di negara-negara
tetangga. Peluang bahasa Indonesia dinilai cukup besar apabila
dibandingkan dengan berbagai bahasa di Eropa.
PBB baru menolak
bahasa Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di
Jerman. Beda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara.
-- Arief Rachman
”Saya
optimistis bisa jadi bahasa internasional. PBB baru menolak bahasa
Jerman menjadi bahasa internasional karena hanya dipakai di Jerman. Beda
dengan bahasa Indonesia yang digunakan di banyak negara,” ujarnya.
Untuk
itu, Arif mengimbau Badan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan lebih aktif mengampanyekan gerakan cinta bahasa Indonesia.
”Bahasa Indonesia bukan hanya dipelajari di sekolah, tetapi harus
dipakai juga sebagai bahasa komunikasi harian,” ujarnya.
Untuk
memperluas penggunaan bahasa Indonesia, Kepala Badan Pusat Bahasa
Kemdikbud Agus Dharma berencana menambah pusat bahasa dan kebudayaan
Indonesia di setiap negara. Sejauh ini, ada 150 pusat bahasa dan
kebudayaan Indonesia di 48 negara. ”Jumlahnya akan bertambah. Kuncinya,
orang akan tertarik pada bahasa Indonesia jika tertarik pada budaya
kita,” ujarnya.
Meski demikian, Agus mengimbau agar jangan
terlalu tinggi berharap bahasa Indonesia akan menjadi bahasa
internasional. Apalagi apabila bahasa Indonesia tidak dihargai di negeri
sendiri seperti saat ini.
Agus khawatir nilai-nilai bahasa
Indonesia kian tergerus bahasa asing, terutama bahasa Inggris. ”Orang
lebih suka memakai bahasa Inggris karena dianggap keren, pintar, dan
unggul. Padahal, tidak juga. Penghargaan pada bahasa (Indonesia) harus
mulai dari diri kita sendiri,” kata dia. (LUK)
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Inggried Dwi Wedhaswary
Sumber artikel online :
http://one-geo.blogspot.com/2012/08/bahasa-indonesia-bisa-menjadi-bahasa.html