Nama julukan :
Pedang Allah yang terhunus
Tempat kelahiran:
Mekkah , Arab
Pengabdian bagi:
Khulafaur Rasyidin
Khalid ibn al-Walid ( 584 - 642 ), atau sering disingkat Khalid bin
Walid , adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan
Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang
serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang
terhunus).
Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang
tidak terkalahkan sepanjang kariernya.
Kelahiran :
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan
Islam.
Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku
Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid
termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat.
Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri
pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya.
Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini
main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar.
Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat
diluruskan kembali dengan baik.
Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir
Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat
Pertempuran Uhud ,
Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang
menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan
turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat
itu.Tetapi setelah perang itulah Khalid mulai masuk Islam .
Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum,
adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara
orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya.
Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat
mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain
penutup Ka'bah.
Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma
bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang
berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua
orang takut kalau-kalau jatuh dan mati.
Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan
sekop sambil berteriak,
"O, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap
rumahMu".
Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk
Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang
berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh
orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan
mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah
kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan
terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan
dan kekuatan ayat-ayat suci itu.
Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi
peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata
dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda
dan senjata bagi prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan
seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap
orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu
Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang
pengepungan itu.
Latihan Pertama:
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-
kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid
orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang
membentang dari kota Mekah sampai ke Taif.
Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-
kewajibannya.
Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah
bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan
tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti
kegemarannya.
Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.
Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai
tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar.
Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang
yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan
keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat,
seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan
Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-
temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan
dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri.
Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan
pedang dan memanah.
Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin
angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan
latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang
luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap
orang.
Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang
menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat
melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.
Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi
ahli militer yang luar biasa jenialnya.
Menentang Islam:
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol di
antara teman-temannya.
Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat.
Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy.
Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam.
Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-
penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi
kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang
Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya.
Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-
orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh
berurat-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan
bersemangat berdiri di garis paling depan dalam penggempuran
terhadap kepercayaan baru ini.
Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy.
Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan
dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan
kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala
pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya
kwalitasnya sebagai pekelahi. ALLAHU AKBAR
Peristiwa Uhud:
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka
jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka
merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai
suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan.
Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka
seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur
kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-
persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di
Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan
pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam
sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya
bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati.
Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi
dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu
kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting,
dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan
Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50
orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar
bertahan mati-matian.
Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan
pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali
lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi
ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka
alami di Badar.
Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi
keberanian orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai
pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai
mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk
mempertahankan tanah yang mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai.
Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang
mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak
goncang dan sarafnya tetap membaja.
Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari
kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang
bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik
oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-
orang Quraisy.
Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-
pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan
menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid
dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu
ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah
yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting
dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk
menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis
belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya.
Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang
Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan
mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-
pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah
terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi
gawat.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud
menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah
yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid
sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah
disunglapnya menjadi satu kemenangan.
Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang
Islam.
Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat
kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali
tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur
lagi.
Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap
kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
Memeluk Islam:
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia,
karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat
digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah
dengan perjuangan jihad.
Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid
diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil
gemilang atas segala upaya jihadnya.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar , Khalid diamanahkan untuk
memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan
Romawi dan Persia .
Pada tahun 636 , pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil
menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk ,
menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab .
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab , Khalid diberhentikan
tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta
besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu
didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar